Tahun terus berganti cepat beriringan dengan perkembangan teknologi di dunia bisnis yang pesat. Artinya, menjalankan sebuah bisnis konvensional, kemungkinan besar akan tertinggal dengan bisnis yang beralih pada digitalisasi UMKM.
Digitalisasi Usaha Menengah, Kecil, dan Mikro (UMKM) sebagai salah satu upaya yang dilakukan pelaku usaha untuk memasarkan produk hingga pengelolaan bisnis dengan menggunakan teknologi saat ini. Misalnya dalam hal promosi, perencanaan produksi, hingga laporan keuangan bisnis.
Menyeimbangan sistem bisnis dengan perkembangan teknologi sangatlah penting dalam menghadapi persaingan usaha. Dengan demikian dibutuhkan langkah dalam peralihan bisnis konvensional ke sistem digital. Berikut penjelasannya.
Table of Contents
Apa itu Digitalisasi UMKM?
Digitalisasi UMKM adalah suatu upaya peralihan sistem bisnis konvensional ke sistem bisnis digital. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan nilai efektifitas serta efisiensi pengelolaan bisnis dan operasional UMKM. Selain perangkat dan sistem yang berbeda, digitalisasi pada UMKM akan membuat pelaku usaha mengubah dalam hal praktik pengelolaan bisnisnya.
Pentingnya Digitalisasi pada UMKM
Dalam mengembangkan UMKM, dibutuhkan 6 aspek yang bersifat umum, yaitu kebijakan, akses keuangan, kapasitas sumber daya alam, pasar, pendampingan dan budaya.
Dikutip dari laman resmi Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Rahayu Puspasari, Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementerian Keuangan (06/10) menjelaskan bahwa digitalisasi memegang peran penting dalam menghubungkan keenam komponen tersebut dan akan semakin mengakselerasi beberapa program pengembangan UMKM.
Selain itu, bagi masyarakat atau konsumen pun akan memberi banyak keuntungan dalam mengakses produk-produk UMKM tersebut hingga akses layanan keuangan karena adanya penurunan biaya transaksi.
Manfaat Digitalisasi UMKM
Dalam mengembangkan teknologi dunia bisnis, pastinya ada manfaat yang akan diperoleh. Berikut beberapa manfaat dalam penerapan UMKM digitalisasi.
1. Memperluas Jaringan Pemasaran
Digitalisasi bekerja dalam aspek pengenalan produk hingga pemasaran. Sebelum adanya digitalisasi, ruang lingkup UMKM dinilai terbatas dan hanya menjangkau konsumen di sekitar tempat usaha.
Maka, dengan adanya digitalisasi pada UMKM, jaringan pemasaran kepada konsumen akan bertambah luas dan tidak terbatas hanya konsumen di sekitar tempat usaha saja. Dengan menggunakan platform digital media sosial hingga e-commerce sebagai pemasaran, akhirnya akan mengetahui keberadaan UMKM serta produknya, dan melakukan penjualan jarak jauh.
2. Meningkatkan Pendapatan
Jika sudah dilakukan perluasan jaringan pemasaran pada poin pertama, pastinya jika semakin luas jaringan pemasaran, akan semakin banyak transaksi penjualan yang dilakukan, hal itu diiringi dengan meningkatnya hasil penjualan produk.
Ketika pemasaran sudah meningkat,pengecekan produk laris dan menjaga stok barang menjadi hal krusial. Pengecekan stok barang secara berkala akan menghindari pembatalan penjualan akibat kehabisan produk. Kamu bisa melakukan pengecekan tersebut dengan Vobis secara gratis, tentunya dengan syarat dan ketentuan yang berlaku.
3. Mempermudah Transaksi
Pembayaran digital termasuk dalam digitalisasi pada UMKM. Dengan banyaknya metode pembayaran yang tersedia, akan mempermudah konsumen dalam melakukan transaksi dan dalam jumlah yang tidak terbatas. Karena dengan adanya pembayaran digital, konsumen tidak perlu repot membawa uang tunai dengan jumlah banyak.
Selain itu, pelaku usaha UMKM pun tidak perlu repot menyediakan uang kembalian, mempersingkat waktu transaksi, dan meminimalisir kecurangan pegawai
4. Mengikuti Perubahan Gaya Hidup
Perkembangan teknologi mengarahkan konsumen menuju kegiatan transaksi online. Dengan demikian, mengejar konsumen ke tempat mereka berbelanja adalah solusi. Beberapa marketplace digital menyediakan kesempatan bagi pelaku usaha untuk menggunakan teknologi tersebut.
Oleh karena itu, melakukan digitalisasi bagi UMKM akan membantu pelaku usaha UMKM bisa beradaptasi menuju tren berbelanja online. Apabila para pelaku usaha UMKM gagal menghadapi kemajuan gaya hidup berbelanja tersebut, akan dikhawatirkan menurunnya peluang untuk bertahan.
Jenis Digitalisasi UMKM
Untuk lebih memahami detail jenis digitalisasi pada UMKM ini, berikut contoh digitalisasi UMKM dari beberapa aktivitas bisnis.
1. Media Promosi
Melakukan promosi dalam upaya branding atau pengenalan produk kepada konsumen dilakukan para pelaku bisnis dengan berbagai macam cara. Sebelum digitalisasi, biasanya para pelaku bisnis melakukannya dengan menyebar brosur atau flyering hingga memasang iklan billboard di jalan, menggunakan spanduk, hingga iklan di koran atau radio.
Dengan adanya digitalisasi pada UMKM, maka ada perubahan pada metode promosi yang dilakukan dengan efisiensi yang tinggi. Misalnya membuat akun media sosial sebagai media promosi, memasang ads berbayar, dan lain sebagainya. Selain lebih efisien dalam pemasangan promosi, digitalisasi dapat menargetkan audiens sesuai minat bahkan lokasi mereka.
2. Media Pemasaran
Penjualan melalui sales menjadi salah satu media pemasaran pada metode pemasaran konvensional. Lain halnya dengan adanya digitalisasi pada usaha, media pemasaran terkini yang dilakukan yaitu dengan memanfaatkan sosial media hingga e-commerce berbentuk marketplace.
3. Laporan Keuangan UMKM
Digitalisasi pada UMKM bukan hanya pada aktivitas penjualan dan pembeliannya saja, tetapi juga digitalisasi pada sistem pengelolaan atau pencatatan keuangan yang tersedia dengan menggunakan software akuntansi berbasis clouds seperti Vobis.
Selain memudahkan pelaku usaha dalam memantau keuangan perusahaan, dengan menggunakan sistem akuntansi online, pelaku usaha dapat memantau stok barang hingga aktivitas penjualan dan pembelian sekaligus, serta terhindar dari kesalahan perhitungan dan meminimalisir kecurangan pegawai.
4. Metode Pembayaran
Beragamnya metode pembayaran akan memudahkan konsumen untuk melakukan transaksi selain dengan uang tunai. Perkembangan teknologi membantu penjual maupun konsumen lebih mudah melakukan transaksi dengan waktu singkat karena tidak perlu menyediakan uang kembalian. Selain itu, keamanan dalam transaksi terbilang tinggi bagi sisi penjual dan konsumen.
Bagi penjual, akan terhindar kesalahan perhitungan dan terhindar dari kecurangan pegawai, sedangkan tingkat keamanan bagi pembeli adalah tidak perlu repot membawa uang tunai dengan jumlah banyak dan sistem juga dilindungi dengan pin yang hanya diketahui pemilik dompet digital.