Seorang pebisnis pemula pasti mempunyai salah satu atau lebih, dari 5 mindset ini. Itu berarti sangat fatal, pebisnis tersebut akan gagal entah itu di pertengahan bisnisnya, ataupun di awal. Takut nanti rugi lah, takut usahanya tidak berkembang, takut dituding plagiarisme, dan masih banyak lagi ketakutan seorang pemula ini yang bisa membuatnya jauh dari kesuksesan.
Maka dari itu, penulis membuat artikel ini supaya para pebisnis terutama bagi pemula tidak melakukan 5 kesalahan mindset dibawah ini. Sebelum membahas mindset tersebut, kamu perlu tau pentingnya hal ini dalam bisnis.
Apa Pentingnya Mindset dalam Bisnis?
Kamu tau arti dari kata mindset? Mindset adalah pola pikir seseorang mengenai kepercayaan pada dirinya yang akan membentuk ataupun membangun cara berpikir seseorang dalam memahami apapun di dunia dan juga diri sendiri.
Keyakinan dalam diri ini akan memainkan peran penting dalam tercapainya keinginan seseorang tersebut. Maka dari itu, apabila mindset seseorang bagus, keinginan dan kepercayaan dirinya untuk mencapai hal tersebut akan mudah. Tetapi apabila mindset seseorang sebaliknya, maka dirinya tidak akan mempunyai kepercayaan terhadap apa yang dia punya untuk mencapai mimpinya.
Baca Juga: Pelajaran Bisnis Dari Pendiri Brand Nike! Pebisnis Wajib Baca!
Penting sekali bukan mindset ini? Jadi apa saja 5 mindset yang harus kita hindari untuk pebisnis pemula. Simak penjelasannya dibawah ini.
5 Mindset yang Harus Dihindari Para Pebisnis
1. Alasan Tidak Punya Modal
Jika kamu mempunyai mindset “tidak punya modal mau bangun bisnis apa, hanya orang yang ber-uang saja yang bisa membangun usaha”. Maka pola pikir itulah yang dapat mengancam niat membangun usahamu. Padahal modal dalam sebuah bisnis tidak harus berbentuk uang bisa dalam bentuk pola pikir, tenaga, ide-ide kreatif, dan mau berusaha mengembangkan usaha yang ia rintis.
Karena di jaman sekarang, jika kamu mempunyai ide-ide kreatif masuk akal untuk dijadikan sebuah ladang usaha. Maka banyak orang atau investor yang mau mendanai ide kamu tersebut.
2. Beban Operasional Perusahaan Campur dengan Keuangan Pribadi
Terkadang banyak sekali para pengusaha yang mencampurkan keuangan pribadi dengan beban operasional perusahaannya. Sehingga dia sendiri bingung untuk mengukur, apakah bisnisnya untung atau rugi. Apabila hal ini terus terusan terjadi, maka bisnis yang dirintis biasanya akan mengalami kerugian.
Bayangkan jika uang perusahaan campur dengan uang kebutuhan pribadi kamu. Ketika kamu memerlukan sesuatu yang pribadi kamu akan mengambil uang itu terus menerus, karena pasti dipikiran kamu uang perusahaan itu sama saja dengan uang pribadimu. Sehingga apa yang terjadi ketika uang itu habis untuk kebutuhan pribadi, kamu akan kesulitan menutupi beban-beban yang ada dalam usahamu. Banyak kerugian yang akan terjadi.
3. Tidak Ada Perjanjian Dengan Penanam Modal atau Partner
Dalam memulai bisnis jika dengan investor atau kamu mempunyai partner sendiri, haruslah membuat perjanjian secara terang dahulu. Mengenai milik siapa bisnis ini, hak-kewajiban setiap orang dibelakang bisnis ini, persentase bagi hasil untuk, dan perjanjian lainnya yang bisa kamu buat dengan partner bisnismu.
Dengan begitu, di pertengahan bisnis tersebut tidak ada pertengkaran antara hak dan kewajiban bagi hasil pada para pendiri. Sehingga, mengurangi resiko kegagalan bisnis bukan?
4. Tidak Menghitung Beban Pajak
Ini yang terkadang terjadi pada pebisnis pemula. Mereka terlalu malas mengurus pajak, bukan malas lebih tepatnya tidak mau penghasilannya berkurang karena untuk membayar pajak bukan? hehe. Hal itu bisa menjadi pemicu gagal bisnis loh, jika tidak segera kamu urus.
Karena pajak itu wajib, jika kamu tidak bayar maka pajak akan datang seperti tagihan utang yang tinggi. Padahal jika dari awal kamu bangun usaha mau mengurus pajak bisa murah banget loh, terlebih pajak UMKM. Hanya 0,5% per tahun atau omzet maks. Rp4,8 Miliar.
5. Tidak Mendaftarkan Hak Merek Perusahaan atau HAKI (Hak Kekayaan Intelektual)
Kesalahan yang kelima ini sering terjadi pada pebisnis pemula. Mereka tidak mendaftarkan merek dagangannya atau brand nya, sehingga banyak terjadi kasus merek yang seseorang buat di klaim oleh orang lain. Karena ia tidak mendaftarkan terlebih dahulu merek perusahaanya, maka jika ia membawa ke jalur hukum plagiat tersebut. Bisnisnya sendirilah malah yang akan ditutup oleh pemerintah. Betapa pentingnya poin kelima ini bukan, kawan?