Kamu seorang pemula jurusan Akuntansi, dan bingung setelah membuat jurnal umum/khusus bagaimana cara membuat buku besar akuntansi nya? Sebelum membahas bagaimana cara membuat buku besar, sebaiknya kamu perlu mengetahui pengertian buku besar akuntansi ini terlebih dahulu.
Apa Itu Buku Besar Akuntansi?
Buku besar akuntansi adalah, sebuah tahapan pada Akuntansi untuk mengelompokkan setiap akun-akun perkiraan dalam setiap transaksi keuangan yang telah dicatat dalam jurnal. Buku besar akuntansi ini, akan mencatat saldo atau nilai transaksi dalam setiap kode akun perkiraan di periode tertentu.
Buku besar akuntansi dibagi menjadi 3 macam, yaitu:
- Buku Besar Umum, yaitu buku besar yang isinya menyajikan pendapatan, pengeluaran, hutang, juga modal dalam transaksi sebuah usaha.
- Buku besar konsumen, yaitu buku besar yang berisi transaksi dengan pembeli/konsumen. Buku besar ini juga bisa disebut buku besar penjualan.
- Buku besar pemasok, yaitu buku besar yang digunakan untuk mencatat transaksi keuangan dengan para pemasok di dalam usaha.
Cara Membuat Buku Besar
Setelah mengetahui pengertian dari buku besar, kamu pasti bertanya-tanya cara membuat buku besar tersebut bukan? Disini saya akan menjelaskan cara membuat buku besar akuntansi yang baik dan benar. Siklus akuntansi yang satu ini cukup mudah untuk dibuat kok, simak penjelasan berikut.
Baca juga: Ternak Ayam Potong? Perhatikan 4 Hal ini Biar Untung!
1. Buat Judul
Pertama tulis judul di atas sebelum membuat kolom. Jika kamu menggunakan buku, gunakan tiga garis. Yang paling atas diisi nama perusahaan, baris kedua diisi Judul siklus akuntansi yang tengah kamu buat.
Karena kamu ingin membuat buku besar, maka tulis saja buku besar disana. Tapi dua hal diatas bisa kamu bolak balik tidak masalah, asal yang baris ketiga diisi periode akuntansi di perusahaan tersebut. Seperti contohnya “bulan Desember 2022”.
2. Buat Kolom
Setiap perkiraan akun yang ada di akuntansi wajib dibuat kolom sendiri-sendiri. Sebelum menggaris kolom, sebaiknya atas sebelah kiri kau tulis nama akun. Contohnya seperti “perkiraan: Piutang Usaha” kemudian di pojok kanannya beri nomor akun perkiraan tersebut.
Jika piutang Usaha nomor akunnya adalah “112” maka tulis saja nomor itu di pojok kanan setelah nama akun perkiraan.Setiap nama kolom diisi yaitu: Tanggal, Keterangan, referensi, debet, kredit, saldo “debet”&”kredit” lihat contoh gambar dibawah ini.
3. Isi Kolom
Setelah membuat kolom-kolom pada setiap akun perkiraan yang ada, saatnya kamu mengisi kolom tersebut. Kamu perlu membuka buku jurnal, untuk mengecek transaksi yang ada secara runtut, kemudian kelompokkan saldo-saldo tersebut kedalam buku besar akuntansi. Lihat contoh seperti dibawah ini.
Seperti yang terlihat pada gambar diatas bahwa, tanggal diisi dengan tanggal terjadinya transaksi. Keterangan diisi dengan transaksi apa yang terjadi. Referensi biasanya diisi halaman kertas pada jurnal yang memuat transaksi di tanggal itu. Kolom debit dan kredit diisi sesuai di buku jurnal, dan saldo ditulis dengan sisi yang bisa mengurangi pada kolom debit kredit.
Terakhir
Biasanya setelah membuat buku besar akuntansi, kamu akan membuat neraca saldo. Caranya sangat mudah, kamu tinggal membuka buku besar pada setiap akun kemudian isi saldo terakhir di buku besar kedalam saldo pada neraca.
Di neraca saldo ini, kita akan mengetahui penghitungan kita benar atau salah. Jika balance, maka kita sudah benar memasukkan saldo-saldo tersebut dalam sisi kredit maupun debit. Terapi jika tidak balance, coba kamu cari dengan teliti. Mungkin saja kamu salah memasukkan saldo pada sisi kredit dan debit.