Gencarnya ajakan berinvestasi membuat sebagian orang berinvestasi pada instrumen yang kurang tepat. Ada juga yang berinvestasi di instrumen beresiko tinggi di saat kondisi keuangannya sendiri belum sehat. Tidak sedikit juga yang memilih instrumen investasi hanya karena tren tanpa bekal yang cukup. Oleh Karena itu, kita dituntut untuk menjadi investor cerdas.
Apa Itu Investasi?
Sebelumnya perlu diketahui bahwa pengertian investasi secara umum adalah suatu kegiatan penanaman modal pada satu atau bahkan lebih jenis aset sepanjang periode tertentu, guna mendapat penghasilan dan peningkatan nilai. Dalam berinvestasi alangkah lebih baiknya anda melakukan pemeriksaaan terlebih dahulu, menyiapkan perbekalan, dan menentukan tujuan. Dengan begitu, anda dapat memulai perjalanan finansial yang lebih terarah.
Bagaimana sih, cara menjadi investor cerdas ini? simak penjelasannya berikut.
Baca juga: Budidaya Tanaman Hias? Lakukan 4 Hal Ini!
1. Jangan Pernah Berhenti Belajar
Satu- satunya investasi yang tidak akan merugi adalah investasi ke diri sendiri. Jangan pernah lelah untuk terus berusaha meningkatkan value diri sendiri. Kita dapat terus menambah pengetahuan apalagi diera sekarang, sumber pengetahuan semakin melimpah dan mudah untuk diakses. Ekonomi dan keuangan merupakan bidang yang cepat berkembang.
Jika dulu untuk investasi reksa dana kita harus menyiapkan berkas dan datang ke kantor, kini kita bisa melakukannya di rumah saja secara online. Jika dulu kita investasi saham minimal harus membeli 500 lembar, kini kita bisa membeli mulai 100 lembar. Dampaknya, investasi saham tidak harus menggunakan dana besar.
Jika informasi sederhana ini terlewat, bisa jadi kita tidak mengembangkan dana investasi ke instrumen dana lain karena mengira membeli saham masih mahal, dan membuka reksa dana butuh proses yang merepotkan. Ketika kita berinvestasi, kita perlu mencari tahu kondisi ekonomi yang dapat mempengaruhi investasi kita.
Dengan banyak belajar, kita akan memiliki cukup ilmu dalam membuat keputusan-keputusan finansial. Dengan begitu kita benar-benar mengetahui bagaimana dana dikelola pada tiap tiap instrumen, sehingga kita tidak mengambil keputusan investasi berdasarkan “katanya-katanya”. Dengan menjadi investor cerdas juga bisa menjaga diri dan orang di sekitar agar tidak terjebak dalam investasi-investasi yang merugikan.
2. Sharing Resiko
Apakah anda adalah tipe orang yang meninggalkan barang penting seperti ATM dan uang ketika keluar untuk liburan. Dan hanya membawa beberapa uang untuk jaga-jaga membeli barang ketika pergi, hal itu bertujuan mengurangi resiko kerugian akibat ada suatu kejadian seperti kecopetan, dompet tertinggal dan lain sebagainya. Jika iya, berarti yang dilakukan itu adalah bagian dari membagi resiko kehilangan uang, kedalam beberapa tempat.
Membagi resiko ini juga berlaku dalam investasi yang tentu saja dana nya lebih terencana dibanding uang saku liburan. Ada beberapa risiko untuk menjadi investor cerdas yang perlu diperhatikan:
a. Risiko Likuiditas
Risiko Likuiditas adalah risiko ketika suatu aset tidak dapat dikonversikan menjadi uang tunai. Misalnya, pada investasi aset fisik seperti properti dan barang koleksi yang mempunyai nilai tinggi, namun tidak bisa dicairkan dengan segera. Contohnya, saham yang tidak likuid atau obligasi non tradable yang belum jatuh tempo.
b. Risiko Volatilitas
Risiko Volatilitas ini adalah risiko yang terjadi karena perubahan naik turunnya nilai pada suatu instrumen investasi. Perubahan drastis ini biasanya dihindari dengan profil risiko konservatif.
c. Risiko Pasar
Risiko pasar terjadi karena naik turunnya investasi yang disebabkan oleh perubahan sentimen pasar keuangan, misalnya pada saham, NAB reksa dana, dan obligasi. Namun, pada umumnya fluktuasi harga ini cenderung hanya terjadi dalam jangka pendek.
d. Risiko Gagal Bayar
Risiko ini timbul karena dana yang menjadi modal investasi tidak bisa kembali. Resiko ini bisa terjadi seperti pada deposito atau tabungan di instansi keuangan yang tidak dijamin Lembaga Penjamin Simpanan.
e. Investasi Bodong dan Penipuan
Dalam investasi terdapat 2 hal utama yang wajib dipahami, yaitu tingkat risiko (risk) dan imbal hasil yang ditawarkan (return). Sayangnya banyak orang yang tergiur dengan iming-iming return selangit dan janji risk-fee, sehingga mereka terjebak dalam investasi bodong. Supaya tidak terjebak kita perlu mengetahui legalitasnya, proses bisnisnya, ketentuan dan hak sebagai investor.
3. Mengenal Portofolio Investasi
Portofolio secara sederhana bisa disebut kumpulan aset investasi. Aset investasi ini bisa berupa fisik seperti emas, properti atau juga aset keuangan seperti deposito, reksa dana, saham, dan instrumen lainnya. Penempatan dana pada portofolio ini ditujukan agar mendapatkan keuntungan yang lebih maksimal, sekaligus melindungi dari berbagai risiko. Karena itu seorang investor cerdas biasanya akan mengevaluasi portofolio secara rutin untuk mengetahui apakah kinerjanya sudah sesuai harapan atau belum.
4. Tidak Serakah
Menjadi investor cerdas juga tidak boleh serakah. Ambisi yang berlebihan untuk mendapatkan keuntungan besar kadang membuat seseorang kurang rasional. Apalagi jika ambisi ini diikuti dengan literasi keuangan yang minim. Hal ini menjadi celah masuknya investasi bodong yang menjanjikan keuntungan tinggi. Akibatnya bukan keuntungan yang didapat namun, tabungan bertahun-tahun justru hilang sia-sia.
5. Komitmen dan Disiplin
Menjadi Investor cerdas harus komitmen dan disiplin, bagaimanapun bagusnya dan matangnya susunan rencana untuk masa depan semua akan sia-sia jika tidak dijalankan dengan komitmen dan disiplin ini. Pada sebagian orang, membentuk komitmen ini kadang perlu dipaksa. Untuk disiplin anggaran, misalnya saat menerima pemasukan rutin segera lakukan pembagian dana sesuai alokasi aset yang disepakati. Dengan menempatkan alokasi bulanan untuk transaksi bulanan hanya sebesar kebutuhan sesuai rencana anggaran, kita bisa membatasi keinginan-keinginan agar tetap sesuai rencana anggaran.
6. Bersyukur dan Berbahagia
Sangat sayang sekali jika keuangan sudah sehat, tapi ternyata hidup tidak bahagia bukan? Salah satu menciptakan kebahagiaan dalam diri kita sendiri adalah bersyukur. Dengan bersyukur dan berbahagia membuat kita merasa cukup dan tidak merasa perlu membandingkan kemampuan finansial sendiri dengan orang lain. Hai calon Investor Cerdas sudahkah kamu bersyukur untuk hari ini?